Bandung kala siang
4 November 2011
Setelah solat jumat, gerimis miris
Jaman-jaman masih kupu-kupu(kuliah-pulang) dan banyak waktu luang dulu, saya sangat suka sama yang namanya jalan kaki keliling daerah Cisitu-Dago-TubagusIsmail-DipatiUkur-Gasibu. Awalnya karena nadzar, “kalo saya dapat ip di atas sekian, saya nadzar jalan kaki dari kosan ke salman buat sholat ashar”. Tapi setelah saya menjalani itu, saya jadi jatuh cinta sama jalan kaki keliling dago dan sekitarnya.
Kenapa?
Mungkin, karena ketika jalan kaki itu, saya bisa menikmati waktu dengan diri saya sendiri secara maksimal. Saya jadi bisa berdialog dengan diri sendiri sambil menikmati alam, mendapatkan nilai-nilai dan pelajaran-pelajaran kehidupan yang dapat kita ambil saat melewati berbagai hal di sepanjang jalan, serta ide-ide yang bermunculan dari otak kanan saya yang suka “nyeleneh” karena melihat fenomena-fenomena di sepanjang tapak kaki melangkah. Entah itu ide-ide bisnis, art, atau sesuatu yang “silly”.
Jalan kaki itu rekreasi sehat, murah, menyenangkan, dan edukatif. Katanya, jalan kaki itu memperlancar aliran darah, lagipula murah karena ga perlu alat. Jelas menyenangkan namanya juga olah raga, habis olah raga itu pasti hepi, ga ada orang habis olah raga depressi, kecuali yang cedera sih. Tapi iya lho, habis olah raga tuh bawaanya jadi asik aja, kenapa ya?
Oh iya, baru inget, hal yang menyenangkan dari jalan kaki adalah:
Banyak hal dan fenomena yang bisa kita lihat dari lingkungan yang kita lewati saat kita berjalan kaki. Hal-hal yang mungkin tak tertangkap oleh mata dan “miss” dari perhatian saat kita berkendara-karena kita bergerak dengan kecepatan yang tinggi-kini jadi dapat kita lihat dan perhatikan. Fenomena-fenomena ini sangat inspiratif dan rekreatif, memunculkan ide-ide seperti yang saya bilang tadi.
Mungkin yang agak aneh adalah edukatif, tapi iya lho, banyak sekali nilai-nilai kehidupan dari lingkungan sekitar kita,sangat dekat dengan kita, kalo kita mau mencermati,
Dan,
kalau kita berjalan kaki, kita bisa menemukan banyak hal seperti ini. Contohnya saat melewati suatu FO di Dago, saya melihat sesuatu yang sangat kontras. Saya melihat anak-anak berpakaian cantik dan lucu bersama orang tua mereka membawa tas belanjaan berhenti di gerobak siomay untuk membeli makan dan terlihat sangat bahagia sekali. Sementara, Saya yang lewat di depan FO itu tidak sengaja melihat di depan mereka ada anak-anak berwajah kuyu berpakaian lusuh,dan terduduk lesu memegang kayu panggulnya,entah apa yang mereka jual di kedua ujung kayu panggul mereka,tapi terlihat masih penuh,padahal hari semakin sore. Pemandangan itu di mata saya adalah sebuah ironi dalam kehidupan. Ketika mereka bisa tertawa, kenapa anak-anak kecil ini menderita?
Hal ini mengingatkan saya pentingnya berbagi dengan sesama dan bersyukur atas nikmat yang kita dapat, tidak jumawa lalu lupa dengan hakikat kita sebagai manusia. Mungkin kita adalah kaum yang beruntung dengan keadaan kita, tapi banyak dari mereka, ada di depan mata kita, sengsara. Kita terlalu lama menutup mata, saudara-saudara.
Masih banyak lagi fenomena-fenomena bernilai seperti ini selama berjalan kaki di sekitar dago. Tapi sangat disayangkan, belakangan ini saya semakin tidak sempat untuk melakukan aktivitas menyenangkan ini.
Setelah dihimpit kesibukan dan rutinitas, berangkat pagi dan selalu pulang jam 12 malem gara2 kuliah,skripsi,dan latian psm,
Akhirnya ka.div latihan saya yang baik hati mengosongkan latihan minggu ini
Tadinya mau dipakai untuk bikin skripsi sih, tapi moodnya ga ada, jadi ya udah, relaksasi dulu aja.
Awalnya jalan kaki ke Rose-Cafe di Tubagus Ismail untuk makan siang. Lalu, selesainya makan saya jalan kaki menuju pulang. Di tengah jalan, muncul ide, kenapa ga jalan kaki keliling aja ya...akhirnya, “instead of” pulang, saya melangkahkan kaki menjauhi arah pulang. Ketemu mobil konstruksi yang gedheeee banget, tapi hebatnya orang Indonesia, mobil segedhe Robot Gundam bisa dijejelin ke gang kecil. Saya tanya, ini buat apa pak? “Udah ngecor ini dhek...” ooo...
Jalan lagi. Ke arah Dipati Ukur..di tengah jalan ngga tau kenapa inget tukang gorengan kmren2 yang di gerobaknya nyetel lagu On-The-Floor, gaul gila. Saya jadi kepikiran, kenapa ngga bikin Cafe Gorengan aja ya, Cafe yg jual gorengan dan minuman yg dikemas secara elegan dan cantik. Kan semua orang suka bnget ama gorengan. Hmm...catet,lalu lanjut jalan...sampai di DU, ngelewatin UNIKOM, di situ ada tower konstruksi (kenapa ketemu alat2 konstruksi bangunan trus ya)...saya baru mengamati, ternyata berbunyi unyu tapi juga agak ngeri. Takut kejatohan sesuatu, saya lanjut jalan. Ngga Jauh dari UNIKOM, saya ketemu sesuatu yang paling saya takuti di dunia ini, BENCONG!
Ya,saya takut banget sama yang namanya BENCONG. Saya paling ngga ngerti ya sama bencong, apa esensinya mereka dandan pake pakaian minim kain lalu bawa kecrek, nyanyi2. Kok ya gitu amat sih nyari duit. Ga ada usaha yg laennya apa. Mending kalo cantik. Baju boleh sexy, high heels bole tinggi, tapi kaki RAMBO, lengan Ade Rai. Makeupnya jg ajaib banget, gw rasa itu bukan bedak dan lipstik, tapi tepung beras rosebrand dan cat pager warna merah, ngejreng banget!. Gak cukup sampe situ, Bencongnya bertiga Bro! Udah kayak cover film virgin, cuman masayu,dkk nya itu Bencong berkaki Rambo nyanyi mandi madu. Kacau! Alhasil saya jalan sambil nunduk kayak lewat depan kuburan, untung ngga dicolek.
Lanjut ke simpang dago, gak ke dago bawah, soalny gerimis, takut ujan..
Trus belok ke tubagus ismail,
Di situ ketemu hal yang sudah lama ngga saya liat. Lagi jalan,hening, tiba-tiba dari depan ada teriakan anak2 kecil, “Bu Eniiiiiiiii” lalu anak-anak kecil berlarian di depan saya menghampiri ibu berjilbab di depan saya lalu berebut tangan beliau seperti sekumpulan ikan koi dikasih makan. Bukan, bukan, anak2 itu ngga makan tangan si ibu, cuman salim aja. Saya berasumsi ibu itu adalah guru mereka dan anak2 itu sangat mencintai gurunya. Lucu sekali. Kenapa ya mahasiswa hampir ga ada yang kayak gitu ke dosennya?
Kembali berjalan, akhirnya sampai di Ciheulang dan kembali ke kosan saya di sekeloa.
Duduk di depan laptop, lalu nulis blog ini dgn internet yang labil, nyala mati nyala mati.
Semoga di hari2 ke depan makin banyak waktu untuk jalan kaki seperti ini. Fun!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar